1.Jenis asal pembentukan
dari minyak bumi
Minyak bumi merupakan suatu campurandari sebagian besar
senyawa-senyawa hidrokarbon dan sedikit non-hidrokarbon. bahan ini sangat
penting bagi kehidupan manusia karena dapat dipakai sebagai sumber energi. Di bawah
ini akan diberikan tabel dari sumber-sumber energi yang di gunakan di Indonesia.
Penggunaan sumber-sumber energi di Indonesia.
No
|
Nama
Sumber Energi
|
Persen
Penggunaan
|
1
|
Minyak bumi dan gas alam
|
65%
|
2
|
Batu Bara
|
25%
|
3
|
Air
|
7%
|
4
|
Nuklir
|
4%
|
5
|
Solar Energi
|
1%
|
Minyak bumi terdapat hampir di semua
bagian di dunia. Namun demikian kandungan senyawa yang terdapat di dalamnya
sangat bervariasi tergantung dari umur, tempat, temperatur, pembentukan, cara
pembentukan dan sebagainya.
Misal, untuk minyak bumi yang terdapat di Arab berbeda dengan di Rusia, berbeda
pula dengan Indonesia. Sedang du Indonesia sendiri minyak bumi yang berada di
Kalimantan berbeda dengan di Sumatera. Berdasarkan senyawa-senyawa hidrokarbon
utamanya, maka minyak bumi dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1)
Minyak bumi
jenis parafin
Yaitu minyak bumi yang banyak mengandung
senyawa-senyawa hidrokarbon rantai lurus-jenuh (parafin) →Amerika
2)
Minyak bumi
jenis Naphtanic
Yaitu minyak bumi yang banyak mengandung
senyawa-senyawa hidrokarbon lingkar (naptha) →di Rusia
3)
Minyak bumi
jenis Aromatic
Yaitu minyak bumi yang banyak mengandung
senyawa-senyawa hidrokarbon
aromatic → di Indonesia.
Selama ini dikenal banyak teori tentang pembentukan minyak bumi.Namun
demikian,semuanya itu dapat digolongkan menjadi 2 bagian teori yaitu:
1)
Teori
Obiogebetik :Yang menyatakan minyak bumi berasal
dari bahan-bahan yang tidak hidup (anorganik)
2)
Teori biogenetik :Yang menyatakan minyak bumi berasal dari
organisme yang pernah hidup (Organik).
Dalam perkembangan teori biogenetik lebih banyak dipakai orang dari pada
teori abiogenetik.
Menurut teori biogenetik secara garis besarnya ada 4 tahap pembentukan dari
minyak bumi, yaitu:
Tahap
1 → Pengendapan zat-zat organik
↓
Tahap
2 → Perubahan zat-zat organik
menjadi cairan
↓
Tahap
3 → Pemindahan cairan ke dalam bantuan
penyimpan(reservoir rock)
↓
Tahap
4 → Perubahan cairan menjadi minyak bumi di dalam
bantuan penyimpan.
Jadi,disini menjelaskan bahwa untuk
zat organic yang berbeda akan menghasilkan minyak bumi dengan jenis yang
berbeda-beda.
2.Pemurnian Minyak
Bumi
Minyak bumi yang baru di keluarkan
dari dalam bumi, masih merupakan minyak mentah, belum dapat digunakan untuk
kehidupan. Untuk dapat digunakan, maka minyak mentah tersebut direaksikan
terlebih dahulu dengan asam dan basa.
Tujuannya:untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon yang
tidak di kehendaki, seperti misalnya belerang (sulfur),senyawa-senyawa sulfur dan sebagainya. Setelah itu kemudian
minyak mentah disuling bertingkat, yang akan menghasilkan fraksi-fraksi yang
berguna seperti gambar berikut:
Minyak bumi
mentah
Jadi
jelas,bahwa minyak bumi tidak hanya menghasilkan bensin dan minyak tanah
saja,seperti anggapan masyarakat pada umumnya.
(catatan:penyulingan adalah pemisahan
campuran bahan cair atas dasar perbedaan titik didih).
3.Manfaat masing-masing fraksi
Kegunaan dari masing-masing fraksi dapat di
jelaskan sebagai berikut:
Fraksi
1 :dapat digunakan sebagai bahan
bakar berbagai motor serta dapat dipakai
Sebagai pelarut (untuk minyak,lemqak,damar)
Fraksi
II :dapat digunakan untuk
minyak lampu atau bahan bakar untuk memasak
(Minyak tanah)
Fraksi
III:digunakan untuk bahan bakar untuk motor-motor diesel
Fraksi
IV:digunakan untuk minyak lumas,lilin,Vaseline dan sebagainya.
Residu :kebanyakan berupa aspal,yang digunakan untuk
pembuatan jalan raya.
Berhubung kebutuhan akan bensin (gasoline) sebagai bahan bakar motor
makin bertambah, sedangkan hasil sulingan fraksi ini relatif lebih rendah
dibandingkan fraksi – fraksi lainnya, maka dewasa ini telah diketahui cara
untuk mengubah senyawa – senyawa hidrokarbon dengan B.M lebih kecil dan T.D.
lebih rendah. Cara ini disebut proses cracking yaitu pemutusan rantai
hidrokarbon yang terjadi pada temperatur dan tekanan yang sangat tinggi dan dengan
menggunakan serbuk katalisator halus.
Contoh reaksinya :
C20H42 → C12H24 + C8H16
Untuk di
Indonesia, sampai saat ini kebutuhan minyak tanah ( kerosin ) masih sangat mutlak. Untuk tujuan itu maka di Pertamina
Cilacap dan Dumai menggunakan proses hyro Cracking, yang bisa menghasilkan
kerosin dari minyak bumi jenis Naptha.
Proses – proses
lain yang sehubungan dengan pembuatan minyak bumi yaitu :
1.
Proses Bergius
Adalah suatu proses pembentukan suatu campuran hidrokarbon yang menggandung
bensin dan minyak diesel dari serbuk batubara dan gas hidrogen, pada temperatur
dan tekanan yang sangat tinggi dan dengan bantuan katalisator – katalisator
khusus.
2.
Proses
Fisher Tropsch
Sama dengan proses Bergius, tapi bahan bakunya bukan serbuk batubara
melainkan gas cair yaitu campuran CO dan H2.
4.Bilangan Okta dan Proses Knocking.
Bensin
dengan hidrokarbon rantai lurus ternyata kurang baik untuk digunakan sebagai
bahan bakar bagi motor – motor yang berkompresi tinggi, karena biasanya
menyebabkan terjadinya “knocking” dari mesinnya sebagai akibat dari “pembakaran
yang terlampau awal” dari bahan bakar
dalam silinder.
Knocking tersebut memyebabkan mesin
sangat bergetar dan lagi menjadi sangat panas, sehingga akan merusakkan motor.
Peristiwa ini tidak akan terjadi bila bensin yang digunakan banyak mengandung
hidrokarbon bercabang.
Untuk menyatakan mutu bensin sebagai
bahan bakar motor berkompresi tinggi digunakan “bilangan oktan” yang
menggunakan pembanding:
-
Normal heptana
Menyatakan
bilangan oktan 0 yang bisa menyebabkan knocking yang besar.
-
Iso oktama
Menyatakan
bilangan oktan 100 yang bisa menyebabkan bebas knocking.
Contoh :
-
Bensin super 98
Artinya bensin ini mempunyai bilangan oktan 98, sehingga bensin ini sifatnya
knocking identik dengan campuran 98% volume iso-oktana dan 2% volume n-heptana.
-
Bensin Premium 76
Artinya bensin ini mempunyai bilangan oktan 78, sehingga sifatnya terhadap
knocking yang identik dengan campuran 76% volume iso-oktana dan 24% volume
n-heptana.
Selain hidrokarbon rantai lurus,
bensin yang banyak mengandung belerang atau sulfur juga bisa mendorong terjadinya
knocking.
Untuk mengurangi sifat knocking ( dengan jalan menaikkan bilangan oktan ),
kedalam bensin bisa ditambahkan tetra-etil-Pb yang biasa disingkat T.E.L.(Tetra Etil Lead ). Namun perlu
diingatkan bahwa Pb pada T.E.L. ini bila dibakar akan menghasilkan PbO ( timbal oksida ) yang sangat berbahaya
bagi kehidupan yaitu menyebabkan polusi logam berat.
Bilangan lain yang sering dikaitkan
dengan minyak bumi yaitu bilangan S.A.E.
( Socrety of Automative Engineers ) yang menyatakan viskositas atau
kekentalan dari minyak lumas. Makin tinggi S.A.E.berarti minyak lumasnya makin
kental.
5.Industri
Petrokimia
Industri
petrokimia adalah industri yang menggunakan minyak bumi sebagai bahan dasarnya.
Fraksi minyak bumi yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar adalah fraksi
ringan seperti gas dan nafta. Fraksi ini kemudian diolah dikilang petrokimia
untuk dijadikan produk petrokimia seperti pupuk, pestisida, shampo, deterjen,
plastik, karet dan serat sintetik, obat dan lain – lainnya.
Bahan
Dasar
|
Produk
|
Kegunaan
|
Etena
Propena
Benzena
Stirena
Sikloheksana
Toluena
Asam
Syngas
|
Plastik polietena
Plastik PVC
Etelin glikol
Plastik propelina
Gliserol
ABS dan LAS
Polistirena
SBR
Nylon
TNT
PTA
Methanol
Urea
|
Kantung ,plastik,penggaris
Pralon
Bahan bakar, pelarut
Tali,karung,plastik
Bahan kosmetik,untuk bahan pada industri
makanan,bahan peledak.
Deterjen
Styrofoam
Karet sintetis
Serat sintetis untuk pakaian
Bahan peledak
Bahan baku untuk benang polyester
Bahan baku lem, bahan plywood, pelarut,serat
aditif,pengganti bensin
Pupuk ,bahan pada industri plastik,
lem.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar